RadarURL September 2012 ~ BEM REMA UPI KAMPUS TASIKMALAYA

BEM REMA UPI Kampus Tasikmalaya

Untuk Suatu Perubahan, KAMI SIAP MELAYANI !!

BEM REMA UPI Kampus Tasikmalaya

Responsif dalam berkarya dan melayani mahasiswa

BEM REMA UPI Kampus Tasikmalaya

Inovatif dalam berkarya dan menciptakan perubahan.

BEM REMA UPI Kampus Tasikmalaya

Inspiratif dalam berkarya dan memberikan tauladan.

BEM REMA UPI Kampus Tasikmalaya

Loyal dalam berkarya dan bekerjasama.

Minggu, 30 September 2012

Ada Apa Dengan Tanggal 1 Oktober..?????

 1 Oktober adalah Hari Kesaktian Pancasila

Peristiwa Gerakan 30 September 1965 Partai Komunis Indonesia (PKI) bagi bangsa Indonesia mungkin tidak akan dilupakan. Pada 30 September itu telah terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap jenderal-jenderal putra terbaik bangsa Indonesia. Mereka yang menjadi korban itu adalah : Letnan Jenderal A. Yani, Mayjen R. Suprapto, Mayjen Haryono, Mayjen S. parman, Brigjen D.I. Panjaitan, Brigjen Sutoyo, Letnan Satu Pire Andreas Tendean, dan Brigadir Polisi Karel Susult Tubun. Sementara Jenderal A.H. Nasution berhasil meloloskan diri dari kepungan G.30.S PKI, meski kakinya kena tembak dan putrinya Ade Irma Suryani menjadi korban dan beberapa hari kemudian meninggal dunia.

Apa kata Dosen kita tentang Film "Innouncence Of Muslim " ?

Film amatir yang berjudul “INNOCENCE OF MUSLIM” dengan durasi sekitar 2 jam ini, memang cukup menghebohkan dan berbau kontroversial yang mengakibatkan umat muslim di seluruh dunia marah dan mengamuk. Film ini dibintangi oleh beberapa puluh orang aktor dan beberapa puluh crue film dengan anggaran biaya yang rendah. Sedangkan sutradara film “Innocence of Muslim” adalah Sam Bacile. Lalu apa saja isi dari film “Innocence of Muslim”sehingga membuat umat muslim di seluruh dunia marah dan mengamuk???
Dalam film “Innocence of Muslim”, Nabi Muhammad SAW digambarkan sebagai seorang penipu (mengarang Alquran dan mengaku seorang nabi), digambarkan sebagai pria hidung belang (banyak istri, gundik dan budak seks), dan juga digambarkan sebagai seorang pedofil (kesukaan seks terhadap anak kecil) dengan menikahi Siti Aisah anak Abu Bakar Sidiq pada usia 9 tahun.
Dengan digambarkan sebagai seorang penipu berarti mengindikasikan bahwa Nabi Muhammad SAW bukanlah seorang nabi atau rasulullah. Nabi Muhammad SAW digambarkan telah mengarang Alquran dan mengaku-ngaku sebagai nabi yang berhasil menipu umatnya dijaman dulu. Dengan digambarkan sebagai pria hidung belang berarti mengindikasikan Nabi Muhammad SAW tidak layak menyandang predikat sebagai seorang nabi. Umumnya seorang nabi sangat dekat dengan kesucian hati. Dengan digambarkan sebagai seorang pedofil berarti mengindikasikan bahwa Nabi Muhammad SAW juga tidak layak menyandang predikat sebagai seorang nabi dan rasulullah. (http://baguskurniawan.com/film/sinopsis-film-innocence-of-muslim/)

          Itulah synopsis dari film “Innocence of Muslim”.


Berikut pendapat dari Pak Syarif Hidayat MA., M.Pd. mengenai film “Innocence of Muslim”.

Film “Innocence of Muslim” memiliki dampak positif dan negative bagi umat muslim. Menurut Pak Syarif, dampak negative dari Film “Innocence of Muslim” yaitu penghinaan terhadap islam. Tetapi film ini juga memiliki dampak positif, yaitu sebagai ujian bagi umat muslim. Maksudnya yaitu apakah umat muslim masih mengidolakan Nabi Muhammad SAW setelah adanya film ini? Sebagai umat muslim seharusnya kita mencintai Nabi Muhammad lebih dari mencintai diri sendiri.
“Seharusnya Nabi Muhammad tidak digambarkan seperti yang ditayangkan di film “Innocence of Muslim”. Tidak satu orang pun yang bisa mengambil gambar Nabi Muhammad karena pada saat jaman Nabi belum ada kamera atau alat yang mampu menggambarkan nabi. Oleh sebab itu umat muslim tidak dibenarkan jika mengilustrasikan Nabi dengan gambar. Selain itu umat muslim juga tidak boleh mengkultuskan Nabi-Nabi. Sebenarnya Nabi Muhammad boleh diilustrasikan asalkan bukan dengan gambar.” Itulah ucap Pak Syarif.
Sebagai umat muslim seharusnya kita merasa tidak rida dan merasa diciderai jika ada yang menghina Nabi Muhammad SAW. Selaku mahasiswa muslim kita juga harus melakukan protes terhadap ketidaksetujuan adanya fim tersebut. Tetapi protes yang dilakukan yaitu dengan protes secara damai.
Pak Syarif juga setuju untuk memboikot media yang menampilkan film-film penghinaan. Menurut beliau untuk memboikot media tersebut, awalnya blokir film yang berisi penghinaan-penghinaan terhadap agama islam kemudian memboikot situsnya. (Lusi Septiani/Staf Kominfo)