Sekarang sudah menginjak
bulan oktober di tahun 2012 ini. Sebenarnya ada apa dibulan oktober ini
ya? Ternyata ada hari peringatan sumpah
pemuda. Suatu ketika ada percakapan mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi di
daerah Tasikmalaya, sebut saja anak tersebut Faisal dan Mutiara :
Faisal : Sekarang bulan oktober, biasanya ada
peringatan apa ya?
Faisal : Bukan, sok ke geeran kamu. Itu tuh
peringatan yang salah satu isinya “Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah
darah yang satu, tanah air Indonesia”.
Mutiara : Oh.. aku tahu itu kan hari sumpah
pemuda.
Faisal : Emmh... Bener kamu, hari
sumpah pemuda ya?
Mutiara : Emang. Ada apa gitu sal?
Faisal : Ya kita sebagai pemuda dan pemudi
penerus bangsa harus bisa meneruskan perjuangan para pendahulu kita!
Mutiara : Iya, setuju ! Nah gimana kalau kita
ngadain Upacara peringatan sumpah pemuda di kampus kita sal?
Faisal : bagus juga usulan kamu, nanti kita
bicarakan dengan pengurus BEM dan Lembaga kampus kita untuk mengusulkan acara
tersebut. Saya yakin ini pasti akan disepakati!
Mutiara : Ok.. minimal kan kita sebagai generasi
penerus bangsa tidak melupakan perjuangan para pahlawan Indonesia.
Faisal : Oh iya, kita sebagai generasi
penerus bangsa harus mempunyai keberanian untuk merubah bangsa ini menjadi
lebih maju lagi. Dengan dimulai dari hal yang terkecil dulu.
Mutiara : Maksudnya?
Faisal : Kan, pahlawan itu identik dengan
keberaniannya. Nah kita sebagai pemuda dan pemudi bangsa juga harus mempunyai
keberanian juga, dan tentunya harus terkendali. Ekspresikan keberanianmu para
pemuda dan pemudi masa kini dengan :
Pertama
Berani
berterus terang
yaitu berani berterus terang dalam kebenaran,
tidak plin-plan atau kata orang Jawa mencla-mencle, isuk tempe sore dele,
sesekali mengatakan begini dan pada kali lainnya begitu. Maka jadilah berani,
ikuti kata hati bukan turuti emosi.
Kedua
Berani
menjaga dan menyembunyikan rahasia
Yaitu
menjadi pemberani berarti harus siap menjaga rahasia dengan waspada dan
hati-hati, tidak membukanya ke sana ke mari, apalagi menyebarkan seenak hati.
Sebab yakin bahwa inilah “mahkota kepercayaan” yang teramat mahal nilainya. Tak
bisa ditukar dengan rupiah. Apa pun yang kita hadapi dalam menyimpan rahasia
itu, kita tetap mempertahankannya, sepatah pun tidak mengatakannya. Ini lah
kunci sukses dan bahagia. Tidak semua yang kita ketahui harus diomongkan kepada
orang lain, sebab bisa jadilah itu awal musibah yang menimpa kita.
Ketiga
Berani
mengakui kesalahan
Orang
yang berjiwa besar adalah orang yang mau mengakui kesalahannya. Ketika berani
berbuat harus berani bertanggung jawab. Berani melangkah jangan takut salah.
Bila salah jangan takut mengakui kesalahan. Jangan lempar batu sembunyi tangan,
lempar malu tutupi kesalahan, lempar tangung jawab, lari dari masalah, menutupi
kesalahan.
Justru kejujuran adalah sikap yang manis. Inilah yang
dirasakan benar-benar berat, tapi nikmat, berani mengakui kesalahan, menyadari
kekeliruan dan siap melakukan perbaikan.
Keempat
Bersikap
obyektif terhadap diri sendiri
Ciri orang yang berjiwa besar adalah keberaniannya menilai
diri secara obyektif, tak lebih dan tak kurang. Kejujuran ini akan membuat
kebiasaan efektif, membangun cara berpikir positif , terbiasa berperan aktif,
sehingga ia akan menjadi pribadi produktif. Jadi lebih dispesifikan lagi
kekurang dan kelebihan kita itu disebelahmana agar memudahkan dalam mencapai
tujuan
Kelima
Menahan
nafsu saat marah
Yang kita ketahui pemberani itu orang yang berangasan.
Justru mereka yang pemberani adalah yang bisa menahan nafsu saat marah. Memang,
hati boleh panas, telinga boleh merah, kepala boleh keras, tapi pikiran mesti
cool n fresh. Gigi boleh gemeretak, tapi jaga diri agar tidak meladak-ledak.
Pastikan agar akal pikiran tetap jernih dan ekspres kemarahan dalam bentuk yang
menyehatkan. Kendalikan diri dan jangan terbawa emosi (Solikhin Abu
Azzudin.2007:194).
Nah itu ra yang bisa kita ambil sebagai seorang pemberani
pada masa kini.
Mutiara : wah bener juga tuh. Aku akan coba
mengekspresikan sebagai seorang pemberani seperti yang dijelaskan tadi sama
kamu.
Faisal : Sip, aku juga lagi belajar
mempraktikan hal itu. Oh... jangan lupa besok kita temui BEM dan Lembaga untuk
mengajukan usulan kita itu.
Sumber referensi
:
Abu
Izzudin, Solikhin. 2007. Way to Win. Yogyakarta : Pro-U Media
Oktober 2012
Agus Maulana Muhammad
0 komentar:
Posting Komentar