“Bangun pemudi
pemuda Indonesia,
Tangan bajumu
singsingkan untuk Negara,
Masa yang akan
datang kewajibanmu lah,
Menjadi
tanggunganmu terhadap nusa”
Sesungguhnya ditangan
pemuda itu tertanam api yang siap meledak dengan menyala-nyala panasnya,
menyimpan semangat yang siap mengibarkan panji kebesaran bangsanya.
Kemenangan Reformasi tanggal
16 Agustus 1945 dengan diculiknya Ir. Soekarno oleh pemuda ke Rengasdengklok
merupakan salah satu inisiatif dari pemuda yang tidak ingin lagi bangsanya
terkurung dalam penjajahan. Kalau saja pada saat itu para pemuda Indonesia
tidak melakukan hal tersebut, kapan bangsa ini merangkul kemerdekaannya?
Walaupun kata H. Rhoma Irama “ Darah Muda adalah jiwa yang selalu merasa gagah
tak pernah mau mengalah, masa yang berapi-api yang
maunya menang sendiri” tapi kalau jiwa tidak mau mengalah dan masa yang berapi-apinya dalam kebaikan akan sangat diharapkan oleh kejayaan bangsa.
maunya menang sendiri” tapi kalau jiwa tidak mau mengalah dan masa yang berapi-apinya dalam kebaikan akan sangat diharapkan oleh kejayaan bangsa.
Tidak dapat dipungkiri
bahwa pemuda adalah Iron Stock yang akan menjadi punggawa penerus dari para sesepuh yang sekarang sedang berjuang
memberikan kontribusi terbaik untuk Indoensia (mudah-mudahan, amiin), sudah
seharusnya prototipe ini disiapkan dengan optimal, kejadian tahun 1998 cukup
menjadi pelajaran untuk pemuda, dimana kita bisa menggulirkan kata yang amat
sakral Reformasi, namun belum siap memberikan kontribusi gagasan dan grand design pasca Reformasi, tidak
hanya itu, tantangan pemuda saat ini adalah bagaimana sifat apatisme terhadap
politik dan pemerintahan menjamur dalam mindset penerus bangsa, bahkan yang
paling mengerikan adalah bagaimana para pemuda sudah tidak lagi mempunyai rasa
empati terhadap sesama, membentuk suku (geng) yang amat kecil kekuatannya
dibandingkan bila pemuda bersatu. Tawuran, anarkisme, prostitusi, dan lain
sebagainya adalah kebobrokan mental yang seharusnya tidak perlu ada dalam JIWA
pemuda Indonesia, ya jiwa, sekali lagi JIWA !!!
Pemuda Indonesia, saya
selalu yakin bahwa yang akan menjadi penggagas perubahan sebagai Director of Change akan datang dari
ide-ide briliant mahasiswa, dengan tidak lagi mengutamakan egoisme dan
hedonisme, bersatu dalam ikatan super duper keker (kekar), menyadari bahwa yang
akan merubah bangsa ini tiada lain adalah kita, berjuang tidak hanya untuk
uang, mengabdi bukan untuk mencari sensasi dan berkarya bukan untuk menjadi
orang kaya dari tangisan rakyat jelata. “Bangkitlah bangsaku harapan itu masih
ada, berjuanglah negeriku jalan ini masih terbentang” potongan lagu ini akan
menjadi saksi bahwa HARAPAN untuk kemenangan selalu ada, maka siapapun pemuda yang
membaca artikel ini, berkontribusila untuk bangsamu, fahamilah jalan mana yang
akan kita pilih untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa, tidak ada kata,
tidak ada makna bila kita hanya berdiam diri saja, maka lajukanlah kendaran
kejayaanmu wahai pemuda, bangkitlah dan jadilah kebanggaan untuk bangsa yang
selalu menantikan itu darimu, jangan takut untuk berjuang karena akan selalu
ada jalan untuk kita meraih kemenangan.
Terlepas kutpan ini dari
salah satu kredo organisasi eksternal gerakan mahasiswa, saya mengambil salah
satunya untuk kita kembali fahami “Kami adalah orang-orang yang berpikir dan
berkehendak merdeka. Tidak ada satu orang pun yang bisa memaksa kami bertindak.
Kami hanya bertindak atas dasar pemahaman, bukan taklid, serta atas dasar keikhlasan,
bukan mencari pujian atau kedudukan”, maka apalagi yang kalian tunggu mahasiswa
! ayo bersiap dan pantaskan diri kita. Jangan
titipkan sejarah ini kepada orang lain, tinggal memilih, kita akan jadi
generasi yang menggantikan atau yang tergantikan, karena sungguh bila kita
tidak siap untuk mengemban amanah perjuangan ini, akan selalu ada generasi yang
siap menggantikan kita.
Salam Juang
0 komentar:
Posting Komentar